Suatu ikatan hubungan itu terjalin karena adanya pendekatan dan kecocokan diri, bahkan hubungan itu terjaga sampai ke akhir hayat. Kita tidak menyadari sampai kapan perjalanan itu terjadi. Siapa pun tak pernah tau apa yang terjadi besok. Keakraban sesama tetap bertahan sampai sepasang kekasih atau suami istri takut untuk terpisahkan. Keadaan keadaan itu membuat kita bingung karena ketidaksiapan dengan perpisahan yang membuat kita hilang arah nantinya.
Perpisahan sangat menyakitkan bagaikan " ranting kehilangan dahannya yang patah " hilang arah, hilang pegangan, hilang kendali dan pasti hilang semangat untuk melanjutkan kehidupan yang tersisa. Kita hanya bertanya kenapa dia pergi, kenapa meninggalkan dengan keadaan yang belum siap kita terima. Hanya ada tangisan dan ketakutan dalam diri. Apakah kita bisa bertahan hidup dan melanjutkan perjalanan tadi.
Tak selamanya tangan dan raganya bisa menjaga kita. Bila waktunya tiba seperti alunan detak jantung yang tak bertahan lama untuk melawan waktu, semua keindahan memudar, pandangan menghilang pelan dan cinta pun di bawa pergi. Hilang selamanya yang tinggalkan hanya kenangan kenangan.
Kenyataan itu tidak semua orang bisa terima, ada juga yang takut untuk memulainya lagi bahkan ada yang benci dengan kejadian itu. Kita tidak menyadari dari mana asal kita. Dari tidak ada... mulai lahir ada... sampai tidak ada lagi. Semuanya !! siapa pun itu ! tidak pandang bulu...tidak pandang waktu...tidak pandang usia...masa yang sudah di tetapkan datang tidak ada yang bisa elak dan menghindar. Jiwa yang lama akan segera pergi ...bersiaplah para pengganti.
Kita harus selalu ingat tak ada yang abadi di muka bumi ini, melainkan-Dia sang Maha Pencipta dan pemilik segalanya. Bisakah kita siap bila waktu kita tiba ? Benahi diri selagi bisa..waktu yang bertambah di hari hari kita menandakan usia semakin berkurang.
Kita harus lebih bersyukur di beri kesempatan hidup lebih lama dan belajar bersabar bila kehilangan. Karena semua ini hanya sementara dan titipan dari-Nya.